Suratan tidak pernah keliru
Mentakdirkan hakikat
Segunung suara aku berseru
Sesepi dihati ku bertaranum
Segunung suara aku berseru
Sesepi dihati ku bertaranum
Dalam tertib tajwid yang diam
Agar diizinkan iradat
aku kutip dan cantum semula
(Walau jari jari tua ini telah ketar)
Serpihan-serpihan mahkota yang telah hitam
Dan,sisa kalimat cintamu yang telah kering
berselerakan lantaran bisikan berapi.
Ingin ku bersihkan
berselerakan lantaran bisikan berapi.
Ingin ku bersihkan
dan ku baluti
Dengan sutera kilap yang lembut dan kuyup
Dari Airmata yang bertasbih menyebut namamu
Ketika terbitnya ia
Andaikata diizinkan
Aku ingin penjarakan kenangan
Agar tiada lagi menjadi sandaran
Atau testimony sejarah
Untuk detik detik hari esok
Ketika kudratku luntur
untuk memukul tabuh senja,
tuli untuk menilai jerit sesalanmu...
dan rabun tuk memerhatikan perarakan
burung terbang tak tujuan
melarikan
replika pujukanmu.
untuk memukul tabuh senja,
tuli untuk menilai jerit sesalanmu...
dan rabun tuk memerhatikan perarakan
burung terbang tak tujuan
melarikan
replika pujukanmu.
Sajak ini ilham.dikarang & ditulis oleh:
Nor Azman Hassan Basri.
Khamis 26.1.2012


No comments:
Post a Comment